deblogger-berbagi-dibulan-suci

deBlogger Berbagi di Bulan Suci from ramadoni on Vimeo.

Tua… Itu pasti

Karena waktu tak pernah berhenti untuk menunggu

Tapi disini, di sebuah Panti Wredha yang jauh dari hiruk pikuk kota, bagiku waktu terasa terhenti.. Wajah-wajah keriput yang menggambarkan garis hidup tersipu kala senyum kusunggingkan dalam lamun mereka.. ah, senyum yang sarat dengan perjuangan hidup.. Menatap mata mereka yang sayu membuatku segera ingin merayu.. Mengajak mereka ke sebuah tempat yang jauh dari derita di hari tua.. Aku ingin mereka bahagia layaknya orang tuaku sendiri..

*******

Kisah ini berawal dari terpilihnya aku *walau tidak sengaja* menjadi tim survey untuk mencari informasi yang dibutuhkan dalam acara Bakti Sosial. Acara ini terangkum dalam hati-hati yang ingin berbagi di bulan suci, dari sebuah komunitas Blog kawasan Depok, deBlogger namanya..

Buatku, survey ke TKP cukup membutuhkan perjuangan.. sebab di pagi harinya aku harus melangkah ke Kalimalang untuk Maintenance Lab yang akan digunakan untuk Kursus..

NB: bersama Tommy

Dari Kalimalang kami *cailah..* bergerak kearah Barat untuk mengambil kitab suci,, loh?? salah2,, ke kampus Gunadarma tercinta untuk ngumpul sesama anak2 survey.. after the all member come together 😎 kami menujug kedaiQu untuk menaruh motor Mirma..

*maaf ya kawan, untuk tulisan mengenai awal keberangkatan sementara di skip dulu,, ngejar waktu posting! :D*

*********

Hari terjatuh tepat pada hari H,

Aku berangkat pukul 11.00 ketika matahari sudah tidak bersahabat lagi. Aku melangkah dengan penuh ketidakpastian, setelah menghubungi Manchoenk dan Lukmandisini tak ada jawaban, aku bingung mau berangkat dengan siapa. Motorku dipakai ayahanda bekerja.. Tapi aku terus meyakinkan diri bahwa dimana ada kemauan disana ada jalan.. Akhirnya aku berangkat dari depok bersama Agus, temanku yang mendadak ingin ikutan acara Bakti Sosial deBlogger ini..

Perjalanan cukup menguras waktu dan tenaga, terlebih aku dan agus sempat kesasar,*(doh) tim survey nyasar*.. setelah berputar2 sambil tetap berkomunikasi dengan anggota deBlogger yang lain, akhirnya aku tiba di TKP.. pada saat aku datang sedang terjadi pergolakan akbar *lebay*, para Oma dan Opa bernyanyi dah berjoget riang gembira, walau tak semua begitu..

setelah itu ada pembagian bingkisan dari masing2 anggota deBlogger.. aku mencoba memberi kepada seorang Oma yang sedang termenung di ujung sana.. tapi tiba2 diperjalanan, aku dihadang oleh sesosok Oma lain yang sering berperilaku Extreme! Seketika itu juga dia menodongku dengan pertanyaan, “ini buat Oma ya?”. Sebuah pertanyaan yang menurutku cuma punya satu jawaban, “iya oma..” yah, aku kasih saja, lagi pula beliau nampaknya belum mendapat bingkisan..

disana kami bernyanyi, menari riang gembira.. sungguh pengalaman pertama yang begitu berharga..

TKP => Panti Werdha Yayasan Usaha Mulia yang berlokasi di Jalan Rapi No. 20, Pondok Petir Sawangan, Depok.

Keterbatasan bukan alasan untuk menyerah!

Friday, August 7, 2009 at 10:08pm

Entah apa yang menguatkan langkahku hingga sampai ke tempat itu.,
Sebuah keyakinan, bahwa aku pasti akan mendapat sesuatu yang berharga, hanya itu..

Ya, awalnya aku dapat invite sebuah Event dari seorang kawan,
“Gerakan Pemuda Indonesia untuk Kedermawanan Sosial”,
itulah judul acara yang hari ini aku hadiri..

Kaki mulai kuayunkan dari rumah sekitar pukul 07.30 WIB.
Tujuan pertamaku adalah Bank, aku ingin transfer uang kepada temanku yang ada di Bandung,,
hmm.. bisnis kecil-kecilan, Jualan Pulsa Elektrik *Sekalian Promosi* hehehe..

bertolak dari sana aku langsung menuju sasaran utama,
Auditorium FEUI, disanalah diselenggarakannya acara tersebut

Dengan penuh semangat dan keyakinan, aku turun dari angkot dan berjalan dari kober
seingatku Fakultas Ekonomi tidak jauh dari stasiun UI..
setelah beberapa tetes keringat mengalir di dahi,
akhirnya aku sampai ke tempat yang aku tuju,,
tapi sungguh tak dinyana tertulislah sebuah kata yang membuat aku shock!
(maaf agak sedikit lebay) disana tertulis Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

waw, aku salah!!
terpaksa aku mengambil jalan memutar menuju halte bis UI untuk menghindari sesuatu, malu..

setelah menunggu beberapa waktu akhirnya bis UI tiba, naiklah aku tanpa dosa, seperti anak UI,,
tapi di dalam bis aku selalu memperhatikan jalan, jujur saja aku benar2 lupa lokasi FEUI berada..
bertanya?? nanti saja kalo sudah nyasar..

ternyata hasil celingak-celingukku tidak sia-sia, akhirnya aku sampai ke tempat tujuan, lega…
tapi tunggu dulu, dimana Auditorium??
sekali lagi, aku mengeluarkan ilmu pamungkasku, Sok Tahu..
aku ikuti saja orang2 yang sedang berjalan masuk, pikiriku mungkin mereka peserta juga..
tapi ternyata, ilmu pamungkasku tidak berkhasiat saat itu..
terpakasa deh nanya orang..

Acara dimulai, tampillah sesosok pemuda berpenampilan ala pahlawan dalam film Star Wars
lengkap dengan pedang cahayanya,,
dengan dituntun panitia, orang itu memasuki ruangan dan berdiri di depan..

dialah seorang tuna netra yang akan menjadi pembicara utama pada acara ini,
Eko Ramaditya Adikara

sebelum berbicara apa2, dia sudah membuatku kagum dan mengajarkan satu hal padaku..
oh tidak, aku menangkap banyak hal.,
tapi kusimpulkan dalam satu kata yang sering kita dengung2kan tapi lupa untuk diaplikasikan,

Syukur

dia tampil begitu percaya diri, senyum dan tawa tak pernah lepas dari bibirnya..
mulailah ia bercerita mengenai kehidupannya dalam banyak keterbatasan,, salah satunya adalah buta..

Ia sudah buta sejak lahir, dokter memvonisnya sebagai cacat lahir..
ia pun hidup dalam keluarga sederhana, bahkan bisa dibilang miskin hingga mandi saja harus pergi ke sumur..
sekali lagi teman aku tekankan, ia buta, tidak bisa melihat..

namun tahukan teman2, kalau dia bisa mengerjakan berbagai hal, bahkan lebih baik dari kita yang bisa melihat..
*dia seorang composer music untuk console game di jepang
*dia bisa mengoperasikan komputer dengan sangat baik
*soal mengetik, pasti teman2 tidak dapat menandingi kecepatannya
*dia juga seorang penulis, motivator, nara sumber dalam berbagai acara

luar biasa bukan??

dalam seminar singkat itu, dia mencoba berbagi pengalaman hidup dan berbagi pengetahuan..
diantaranya dia memberikan beberapa poin kepada kita untuk dapat menjadi manusia yang Powerfull!!

ia selalu memakai prinsip2 ini untuk menjalani kehidupannya..

1. Bersyukur

inilah poin pertama yang selalu ia tekankan, bahwa buta bukanlah alasan untuk tidak berkarya.
ia bersyukur atas semua yang menimpanya, termasuk mata yang tak melihat.
ia tidak mengeluh, apa lagi menyerah.. ia selalu berusaha memberikan yang terbaik sesuai dengan apa yang dia bisa..

2. Yakin

Yakin bahwa dimana ada kemauan disitu ada jalan,,

3. Belajar

setelah kita yakin, maka belajarlah.. teruslah belajar

4. Lakukan

terakhir, lakukanlah..

aku sering menangkap sebuah kalimat yang sangat suka ia katakan dalam ceritanya,
“Saya tetap melakukan bagian saya”

mungkin kalimat itu bermakana, walaupun kesulitan dan kepayahan datang silih berganti, tapi saya tetap melakukan apa yang saya yakini..

teman..
seorang yang buta saja bisa,

*profil beliau lebih jelas bisa dilihat disini,
http://ramaditya.com

teruntuk seseorang yang selalu ku rindu

aku benci saat-saat seperti ini
hasrat yang membuncah ingin mengulang masa itu
tak kuasa aku menghentikan pasir waktu
berlalu tak kasihan

rasa ini masih ada disini
sejak dulu
tak berubah untukmu
meski tidak untukku

hingga kini
masih kusimpan suara tawa kita
bercerita tentang hal-hal lucu waktu kita kecil dulu
masih kurasakan manisnya senyum yang menyalakan hasrat diriku

hingga kini
masih kuingat ketika kita menangis bersama
berbagi hati yang menderita
masih kudengar isak tangis yang meluruhkan air mataku

bilakah rindu ini terhanyut arus waktu
bermuara dalam satu irama

menatap senja di langit ini
dan kusadari
betapa berharga kenanganmu

mataharisenja

Kita berdua Masuk Surga

SEORANG lelaki yang pendek dan buruk rupanya suatu hari duduk-duduk bersama istrinya yang sangat cantik. Si lelaki tak berkedip memandang wajah istrinya yang cantik jelita.

Agak tersipu-sipu, sang istri pun berkata, “Kau ini kenapa sih, kok dari tadi memandangiku saja?”

“Kulihat wajahmu,” jawab si suami, “setiap hari kok semakin cantik saja. Maka setiap kali aku melihatmu, semakin bertambah syukurku.”

“Ya,” kata si istri, “dan kita berdua nanti akan masuk surga.”

“Lho, darimana kau tahu?”

“Bukankah hamba yang bersyukur dan hamba yang bersabar akan masuk surga. Kau bersyukur karena mendapat anugerah istri seperti aku. Sedangkan aku bersabar mendapat cobaan berupa suami seperti kau.”

Seperti menggenggam Bara Api

bara apinyesel juga tadi malem bangunnya jam 4, ga jadi taraweh deh!
padahal kemaren tu sengaja ga taraweh buat ngurus sesuatu.. huft..!
bolong 1 deh tarawehnya.. =(

habis sahur, dilanjut dengan tadarus beberapa menit..
lagi asik2 tadarus, tiba2 ada yang manggil..
suaranya sih udah ga asing lagi,, bersumber dari mikrofon masjid..
so, langsung aja memenuhi panggilan.. ^_^

selepas sholat subuh, seperti biasa,,
ada sedikit kajian dari Ust. Aunur Rafiq, Lc
emang tiap tahun ada kajian seperti itu, dengan tema yang berbeda2..
tahun ini masuk ke tema,

Tanda-Tanda Kiamat

dari semua tanda2 yang udah beliau jelaskan dari awal Ramadhan,
cuma hari ini, tanda yang membuat gw sedikit berpikir dan amat sangat takut!!

Dari Anas r.a. bekata, Rasulullah saw. bersabda: “Akan datang kepada umat ku suatu zaman dimana orang yang berpegang kepada agamanya laksana menggenggam bara api.”
(H.R. Tirmizi)

saat gw mendengar hadis itu,, pikiran gw langsung membayang..
seakan tangan gw menggenggam sebuah bara api,,

gak kebayang gimana panasnya, yang pasti gw akan ngelepasnya dari tangan gw..

lalu beliau menjelaskan,

itulah sebuah perumpamaan di akhir zaman,
dimana mereka yang berpegang teguh pada agama Allah
seperti Menggenggam Bara Api.

Lingkungan yang sudah tidak bersahabat dengan ibadah yang kita lakukan.
Sangat susah dan beratnya untuk mempertahankan apa yang kita yakini di masa itu.
Begitu “panas” nya lingkungan sekitar hingga mereka yang tidak kuat,
maka terlepaslah agamanya.

beliau memberi contoh kecil tentang fenomena tsb,
waktu beliau sedang di Australia, ada seorang muslim yang mengeluh tinggal disana..
hanya karena pergi berwuhu di kamar mandi, tetangga satu atap yang kebetulan orang noni merasa terganggu karena suara percikan airnya, lalu tetangga tersebut melaporkannya ke polisi..

kita yang di Indonesia, begitu nikmatnya beribadah..
suara azan terdengar bersautan, dalam jarak 100 meter aja bisa ada 2 masjid,,
mau ngadain pengajian tinggal kontak ustad, mau buka puasa ta’jil dimana2..
gw mikir, sayang banget ya kalo nikmat kemudahan dan kelapangan ini kita sia-siakan..
jadi bahan perenungan juga buat gw,,
sebelum masa itu tiba..

begitulah, tanda itu sudah ada di sekitar kita walau masih samar
gw cuma takut nanti, jika umur sampai pada masa itu,
masihkah gw kuat menggenggam “bara api”?

Gempa dan Laptop

sekali lagi…

gw menertawakan diri gw sendiri.. *ketawa dulu ah*
hahahahaha..

tadi siang, waktu gempa bergoyang,,
posisi gw lagi di lab kampus Kalimalang, biasa, ada kursus..
gw duduk paling belakang,

lagi asik2ny FB-an *jangan ditiru*, tiba2 gw ngerasa agak pusing,
eh ternyata, selidik punya selidik, CPU dan Monitor pun ikut bergoyang dalam pikiran gw,
apakah ini ilusi? *sok serius* 😀

tiba2 ada yang berteriak, “Geeeeeeeeemmm…pa!!!”
langsung saja peserta kursus diungsikan keluar, dan gw pun jadi sedikit panik..

dan pada saat manusia2 hendak menyelamatkan diri mereka sendiri *termasuk gw*

sempet2nya coba, gw berbalik arah dan bertanya sama temen gw dengan nada polos,
“eh, laptop gw gimana?”

Gubrakkkkkk!!! *kayak di pilem2 kartun, pada jatoh semua* hehehe*

dan tau ga, habis nanya itu gw masih sempet mikir, “ini laptop mau gw bawa keluar apa nggak ya?”
setelah menimbang2 dengan matang,
akhirnya gw taro di bawah kolong meja!!
ckckckck *heran sama tingkah sendiri*

duh, kalo dipikir2 lucu juga ya..
kenapa ya gw dalam keadaan panik gitu
masih bisa mikirin hal2 yang menurut gw aja gak penting banget dibandingkan nyawa,,
apa lagi menurut kalian..

mohon petunjuknya kepada para bapak dan ibu Psikolog.. ^_^

Tragedi saat Taraweh

Wednesday, August 26, 2009 at 11:56pm

hmm.. kalo diinkotak amal ikhlasget-inget jadi ketawa sendiri,, hehehe..
kejadiannya tadi pas lagi taraweh.,,
gini ceritanya,,

kan gw mau berangkat taraweh ya, biasalah siap2 dulu..
yang biasa gw bawa adalah:
1. Al-Qur’an
2. Peci
3. HP
4. Duit
5. Pakaian lengkap (yaeyalah..)

dalam kisah ini, gw mau membahas bawaan gw khusus yang nomor 4, DUIT..

baju koko yang gw pake punya dua kantong,, kanan dan kiri
nah, seperti biasa gw niat mau infak ke mesjid sebesar 5.000 rupiah,
untuk jaga2 ya gw bawa aja duit lebih, yakni sebesar 20.000 rupiah buat keperluan mendadak. (misal : laper) 😀
duit 5.000 gw taro dikantong kanan sedangkan duit 20.000 gw taro di kantong kiri..

singkat cerita, sehabis shalat Isya’ di mesjid, kotak amal pun beredar..
ketika sampai dihadapan gw, secara refleks gw langsung ngambil duit gw yang ada di kantong
nah masalahnya, gw ngambil duitnya dari kantong sebelah kiri,,

dan gw baru sadar kalo yang gw ambil itu duit 20.000 pas udah masukin setengah lembar dari duit itu..
tiba2 batin gw menjerit, “Tiiddaaaaakkkk…!!!”
yahhh.. 20.000 gw berpindah tempat, dari kantong ke kotak amal..
masa iya gw tarik lagi,, malu gw sama Allah (sama sebelah gw juga sih..)
terpaksa deh Ikhlas.. hehehehe

Hikmah:
Begitulah kawan,, Allah punya cara-Nya sendiri untuk mendidik kita..
terkadang dengan hal yang kita sukai, di lain waktu dengan hal yang kita benci..
gw gak menyesali kejadian itu,, justru gw amat sangat bersyukur pada Allah karena gw udah dikasih pelajaran berharga untuk senantiasa Ikhlas dalam beramal dan satu hal lagi, mungkin selama ini gw udah terlalu bangga dengan amal2 gw yang menurut Dia baru sedikit, gak da apa2nya..

Wallahu’alam

Jeda

Hidup ini layaknya rangkaian kata
butuh jeda

tanpa jeda
akan terasa membosankan rapinya deretan kata
seperti tentara yang hidup hanya untuk berjaga

tanpa jeda
untaian kata mutiara takkan lebih bermakna
seperti para ustad yang hanya berbicara tanpa realita

tanpa jeda
balutan syair dalam puisi terasa hampa
seperti pujangga yang bercerita tentang aksioma

tanpa jeda
lantangnya bahasa pidato takkan berpengaruh apa-apa
seperti para diktator ketika berbicara kehangatan keluarga

tanpa jeda
takkan ada cinta
karena cinta tumbuh ketika ada jeda diantara kita

mataharisenja

Ikhlasku

aku ingin menulis kebajikanku di atas air
biar riak keikhlasan menghampirinya dan kian menghilang

aku ingin memahat kebaikanku di singgasana awan
hingga hembusan keikhlasan menerbangkannya jauh dan semakin kecil

aku ingin melukis amalku di permukaan pasir
sampai hujan keikhlasan menghapusnya dan berlalu pergi

aku ingin mendudukkan kebanggaanku di bawah batu nisan
semoga tanah keihklasan mengurainya menjadi tiada dan menjadi tak berarti

aku ingin menegakkan keikhlasanku di petala langit
agar kalian dapat melihatnya sedang aku tak menyadarinya
sebab aku berpaling ke bawah dan tertunduk malu

mataharisenja

Matahari terbit di hatiku

di ujung sana
dimana harapan menggema dalam kelam

aku terus berkutat dengan perasaan
menghayati jejak yang telah kutinggalkan

jemariku gerah memikirkannya
hendak mengais masa lalu yang tertinggal

deburan asa mengikat diri dengan kuat
memecah karang yang terpatri dalam hati

pelukis mana yang hendak menghitamkan kanvasnya?
penyair mana yang rela mengotori sajaknya?

karena masa lalu telah membuatku sia-sia
aku hanya ingin belajar darinya

Matahari

aku ingin terbit bersamanya
menghadirkan kemilau yang memikat
menghidupkan hati yang pekat

disaat lain
siluet senja tertidur dalam temaram
memberi kesempatan pada malam
datang membawa kedamaian

hidup ini untuk berbagi
meretas mimpi menjadi pasti

lihatlah Matahari
dan kau pun kan mengerti
arti dari sebuah kehidupan sejati

mataharisenja